TEMPO Interaktif, Jakarta: Konvensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) yang akan digelar di Nusa Dua, Bali, 3-14 Desember, diharapkan mampu merintis sebuah komitmen baru yang bisa mengikat semua pihak, tanpa terkecuali. Koordinator Pelayanan Informasi UNFCCC, Kevin Grose, mengatakan itu dalam media briefing di kantor Kementerian Lingkungan Hidup, siang tadi.Grose menjelaskan, dari 191 anggota UNFCCC, hanya 174 negara yang bersedia mengikat diri dalam Protokol Kyoto.
Protokol yang dibuat pada 1997 itu diantaranya meminta komitmen anggota yang termasuk negara maju untuk menurunkan emisi karbonnya 60-80 persen dari tingkat emisinya saat ini lewat beberapa mekanisme.Diantara negara-negara yang tidak bersedia menandatangani protokol itu atau menyatakan menarik diri adalah Amerika Serikat dan Australia. Arti penting dari keterlibatan seluruh negara anggota, Grose menjelaskan, terkait tujuan kesepakatan awal UNFCCC yang dirumuskan 1992 lalu. “Yakni menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada level yang tidak membahayakan manusia terkait perubahan iklim,” jelasnya.
No comments:
Post a Comment